Surrogates
adalah film bergenre Science Fiction
(fiksi ilmiah) yang dirilis pada tahun 2009, film ini disutradarai oleh
Jonathan Mostow dan dibintangi oleh Radha Mitchell, Rosamund Pike, Boris
Kodjoe, dan Bruce Willis sebagai pemeran utama pria. Film ini diadaptasi dari sebuah
komik yang berjudul sama .
Dalam
film ini memperlihatkan kepada penonton
sebuah teknologi yang membuat kehidupan
manusia menjadi dua zona, yaitu zona tubuh sebenarnya di dalam sebuah tempat
duduk khusus dan tubuh avatar dalam bentuk robot yang melakukan semua kegiatan.
Satu-satunya
organ yang masih dipergunakan adalah otak. Selebihnya, tubuh biologis manusia
telah disimpan, diabaikan, diatas sebuah kursi pengendali. Tubuh aslinya
terasingkan dari kehidupan sebenarnya. Dengan robot Surrogates, manusia bisa
melakukan hal apapun yang dapat dilakukan di kehidupan nyata tanpa
memperdulikan resiko seperti kecelakaan atau apapun.
Teknologi
robot yang digunakan menunjukan perkembangan mutakhir sains dan teknologi
dimasa depan dimana manusia akhirnya mampu menciptakan robot yang pada awalnya
diciptakan sebagai perpanjangan badan dan sistem syaraf manusia, menjelma menjadi
saingan manusia itu sendiri, mengakomodasi sifat-sifat ragawi dari tubuh manusia,
bekerja dan berpikir lebih efisien dan akan menggeser peran dari keberadaan
manusia itu sendiri.
Robot
yang menggantikan manusia dalam film ini dikendalikan oleh pikiran manusia
menggunakan teknologi terbaru yang penggunanya hanya perlu duduk di kursi khusu
menggunakan sebuah transmitter khusus yang dihubungkan dengan otak manusia lalu
dihubungkan ke surrogates.
Perkembangan
teknologi robot memang cenderung menghasilkan robot-robot yang akan
menggantikan peran manusia. Seperti pada film Surrogates, ternyata kelak
manusia itulah yang melebur menjadi robot.
Surrogates
menyebabkan tubuh asli manusia dipandang hina. Tampak pula dalam beberapa
bagian dalam film ini, ‘tubuh’ surrogates memberikan dampak yang begitu besar
pada psikologis manusia dalam menjalani berbagai resiko kehidupan.
Sebuah
pernyataan mutlak bahwa kejadian apapun yang dialami ‘tubuh’ surrogates tidak
akan menimbulkan dampak bahaya terhadap tubuh manusia yang mengendalikannya.
Contoh lain terlihat pada dilema yang dialami pasangan Tom dan Magie Greer.
Trauma akan kematian sang anak akibat kecelakaan mobil yang membuat Magie
begitu terobsesi dan tak bisa lepas dari surrogates-nya, turut menggambarkan betapa ‘tubuh’ perwakilan
ini menjadi solusi dari segala ketidakberdayaan dan kerentanan tubuh lahir
manusia. Adegan Tom yang kesulitan dan kesakitan berjalan di keramaian trotoar
ditengah-tengah ‘tubuh’ surrogates, semakin memperkuat kesan bahwa dunia sudah
menjadi terlalu ‘berbahaya’ bagi tubuh biologis manusia yang rentan dan rapuh.